Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Labels

Minggu, 09 Desember 2012

METHODE BERFIKIR IMAM SYAFI'I

Seperti yang diungkapkan oleh NJ.Coulson, bahwa Imam Syafii adalah bapak yurisfrudensi Islam, walau pun ungkapan itu tidak sepenuhnya benar, tapi keunggulan methode Imam Syafii dalam meletakkan dan mensistematisasikan dasar-dasar hukum Islam sangat jelas dan terbukti.Dikenal Imam syafi'i sebagai seorang yang dinamis dalam berfikir, kuat, tajam, tegas dan tandas. Akibat itulah ada yang fatwanya yang bernama Qaul Qadim dan Qaul Jadid. Qaul qadim adalah fatwa-fatwa beliau pada saat di Baghdad. Qaul Jadid adalah fatwa beliau ketika berada di Mesir. Misalnya fatwa beliau, seorang yang mempunyai hutang sebanyak Rp. 1 Juta yang wajib dizakati, kemudian ia punya hutang sebanyak itu pula, menurut qaul qadim tidak wajib zakat, cukup bayar hutang saja, sedangkan menurut qaul jadidnya wajib zakat dan wajib bayar hutangnya.

Hal ini bisa terjadi, dapat diketahui dari methodenya dalam merumuskan teori analisa hukum (ushul fiqh). Dikenal bahwa Imam Syafi'i berpendapat sumber hukum Islam terbagi kepada sumber autentiuk, yaitu al-Quran dan Hadits, kemudian baru ia menggunakan sumber akal yaitu berupa konsensus ulama (ijma') dan methode analogi (qiyas).

Hal ini bisa terjadi sesuai dengan perkembangan pikiran dan perkembangan ilmu pengetahuan serta cara hidup yang berbeda maka teori logika (akal) yang dibuatnya membuat perkembangan hukum islam itu sendiri. Inipun tentunya bukanlah pada masalah yang sudah paten (seperti shalat dan rukun Islam lainnya, faraidh (ilmu pembagian pusaka, pernikahan dan lain-lain.

Adapun hukum yang menyangkut mu'amalah, pergaulan hidup manusia dan budaya, serta ilmu pengetahuan, dia akan terus berkembang dinamis, maka teori yang dibuat Imam syafi'i akan selalu up to date dalam menganalisa satu kasus dalam kehidupan manusia. Kita berkeyakinan, seandainya beliau masih hidup pada saat zaman modern seperti ini beliau akan banyak mengeluarkan fatwa barunya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan saat sekarang, terutama yang menyangkut masalah budaya dan ilmu kedokteran.

Murid - murid beliau atau pengikutnya yang datang belakangan yang suka dan tertarik dengan teori dan sistem analisa Imam Syafi'i, yang lazim disebut pengikut mazhab Syafi'i seperti "Alwashliyah", telah banyak pula mengkodifikasikan teori-teorinya, mengembangkan dan memperbaharuinya. Seperti halnya Imam Jalaludin as-Suyuti dikenal dengan usaha beliau dalam mengkodifikasikan kaidah-kaidah hukum, untuk memudahkan dalam mengingat hukum-hukum yang dikeluarkan menurut teori hukum Imam Syafi'i yang dikenal dengan kitabnya Asybah wan - Nazhoir

Penulis bukanlah fanatik terhadap hal ini, tapi mencoba untuk jujur bahwa teori Imam Syafii adalah teori yang dinamis. Jika kita mau mengikuti teori-teori niscaya hukum Islam tidak akan statis, dan senantiasa mengalami dinamisasi. Sehingga fleksilitas hukum dalam islam dapat dibuktakan, tidak jumud dan kaku.

Read more......

Kamis, 06 Desember 2012

Catatan Amal

Sesungguhnya Kamilah yang menghidupkan orang-orang yang mati,dan Kamilah yang mencatat apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab yang jelas (lauwh al-mahfudh)

Manusia hidup bukan lah hanya sekedar hidup. Setelah kehidupan didunia manusia akan dihidupkan kembali, yang suasananya sangat berbeda dengan kehidupan didunia. Disanalah manusia hidup dalam rangka untuk menikmati atau menerima hasil dari aktifitas hidup didunia.

Kalaulah hidup diakhirat adalah sebagai tempat mengambil hasil kehidupan didunia, maka diperlukanlah penghitungan yang pas, pasti dan akurat. Untuk itu Allah menyiapkan sarananya. sehingga pencatatan itu tidak akan pernah meleset sedikitpun.

Apa saja yang dicatat? Dari QS. Yasin (36): 12 dapat disimpulkan bahwa yang dicatat dan catatan itu akan diperhitungkan meliputi dua hal. Pertama,Seluruh amal manusia dicatat dengan teliti hingga tidak ada yang terlewatkan. Sehingga dihari kiamat pelakunya akan melihat semua perbuatan yang telah dikerjakan meskipun perbuatan itu hanya sebesar zarrah. Dengan demikan tidak ada manusia yang terdzalimi. Mereka mendapatkan pembalasan sesuai dengan amal perbuatan mereka. Oleh karena itu jika mereka menerima siksa yang pedih, sama sekali bukan karena Allah itu dzalim. Maha suci Allah dari melakukan kedzaliman.Kedua,Ayat itu juga menjelaskan bahwa seluruh atsar (pengaruh, dampak, atau peninggalan) perbuatan manusia. Seperti pengaruh ilmu yanag diajarkan, harta yang diwakafkan, tersebarnya kebatilan tegaknya kebatilan. Manusia dihisab atas semua peninggalan , dampak atau pengaruh dari semua perbuatan yang dikerjakannya

Dari itu seharusnya manusia hanya berselera untuk melakukan perbuatan yang baik dan perbuatan yang mempunyai dampak, pengaruh yang baik. Kalau ia ingin menjadi pemimpin ia akan hanya tertarik jika ia mampu menerapkan sistem dan kebijakan yang baik dan mengakibatkan pengaruh yang baik pula. Sekali lagi, mari kita hanya tertarik untuk yang baik dan dampaknya juga adalah baik. Kita tidak bisa menghindar dan menghapus catatan yang nyata, ketika kita telah melakukan hal-hal yang buruk. Berhati-hatilah

Read more......

Rabu, 21 November 2012

PENGHARGAAN TERHADAP ANAK

Memberi nama anak sangat erat kaitannya kualitas kepribadian dan kedalaman pendidikan yang memberikan. Karena tidak jarang orangtua kesulitan memilih nama untuk diberikan kepada sang buah hatinya. Apalagi nama adalah merupakan penjelesan singkat bagi yang dinamai. Oleh karena itu memberikan nama bagi seorang anak sebagai insan rabbani adalah sesuatu yang penting. Islam sebagai agama yang syumul (lengkap) tetap memberikan petunjuk dan rambu-rambu dalam memberikan nama sebagai identitas bagi buah hati orangtuanya

Waktu dan Orang yang berhak memberikan Nama bagi buah hati

Mengenai pemberian nama hendaknya jangan berlarut-larut, sehingga selalu dijumpai didalam masyarakat kita, sebelum diberikan nama yang sebenarnya, sang buah hati diberikan panggilan gelar. Panggilan gelar itu kadang berdasarkan tradisi, yang kadangkala panggilan itu lekat sampai dewasa. Berdasarkan berbagai hadits Rasulullah, pemberian nama bagi sang buah hati dapat dilakukan pada hari kelahirannya atau tiga hari sesudah kelahirannya atau ditunda sampai dilaksanakannya akikah.

Jika terjadi perselisihan antara ayah dan ibu tentang yang paling berhak memberikan nama. Maka dalam hal ini dilimpahkan kepada sang ayah. Islam mengajarkan supaya anak dinasabkan kepada ayahnya.

Trend memberikan nama bagi anak

Kebiasaan meniru tradisi dan budaya asing (kafir) didalam masyarakat kita hingga hari ini masih sangat terasa dalam kehidupan kita.Termasuklah dalam hal memberikan nama bagi putra putri umat Islam saat ini. Dengan taklid yang membabi buta, mereka lekatkan nama anak. Fenomena ini menunjukkan bahwa program musuh-musuh islam telah berhail merasuk dan merusak tubuh masyarakat muslim.Nama-nama bagi putra putri tidak lagi mencerminkan kepribadian dan kehilangan makna. Nama-nama itu diadopsi dari nama-nama barat, nama-nama peran didalam cerita-cerita fiksi, film, sinetron dan sebagainya. Kaum kafir telah berhasil menyingkirkan ingatan dan penghargaan umat islam terhadap tokoh-tokoh, pahlawan,intelektual yang menjadi panutan umat Islam.Umat Islami didekatkan dengan tokoh-tokoh yang tidak ada kaitannya sama sekali dengan izzatul Islam wal Muslimin.

Masalah ini sangat penting sekali disadari kembali oleh kita umat Islam. Dengan menampilkan dan mengorbitkan kembali nama-nama islami buat buah hati. Sehingga kita dapat kembali melihat dan mendengar nama-nama panggilan yang indah bagi generasi ini. Keindahan dan kemilau islam akan mulai nampak dipersada dunia, dan kepribadian Islam kembali dapat dipantulkan melalui nama-nama Islami.

Read more......

Kamis, 15 November 2012

BANGGA MENDAPAT DAN MENJADI ANAK PEREMPUAN

Rasulullah Saw bersabda, "Barangsiapa yang memiliki tiga anak perempuan, lalu ia bersabar atasnya, ia memberi makan, memberi minum mereka, dan memberi pakaian mereka dari kemampuannya, maka mereka (anak-anak perempuan) itu kelak menjadi pelindungnya kelak pada hari kiamat"

Sungguh, merupakan penghargaan yang besar diberikan kepada orangtua yang memiliki anak perempuan.Hal ini disebabkan tanggung jawab dalam hal ini sangat besar. Terhadap anak perempuan, orangtua tidak hanya sekedar berkewajiban memenuhi kebutuhan pangan sandang dan tempat tinggal. Tapi lebih dari itu, orangtua berkewajiban memberikan bekal terhadap putrinya dengan bekal yang cukup. Karena anak-anak perempuan ini menjadi cikal bakal ibu masa depan yang bertanggung jawab terhadap keberadaan generasi yang akan datang. Baik buruknya generasi masa datang tergantung pada baik buruk ibu mereka yang notabenenya adalah putri-putri pada saat ini.

Mendidik putri-putri hari ini dengan didikan yang baik, memastikan kita akan memperolah generasi yang baik pada masa yang akan datang. Sebaliknya, jika putri-putri kita hari ini tidak mendapat pendidikan yang baik, maka dipastika pula kita akan mewarisi generasi yang rusak pada masa yang akan datang. Padahal Allah memperingatkan, "Dan hendaklah mereka khawatir meninggalkan generasi-generasi yang lemah..." Meninggalkan generasi yang lemah (lemah fisik, lemah akidah, lemah ilmu pengetahuan, lemah penerapan akhlak), mengakibat rusaknya generasi dalam masa yang sangat panjang.

"Wahai para orangtua! Didiklah putri-putri anda. Perintah Allah sangat jelas, "Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari azab api neraka, yang bahan bakar manusia dan batu, padanya ada malaikat kasar dan kejam, yang (malaikat itu) tidak pernah durhaka (kepada) Allah dan senantiasa melakukan apa yang diperintahkan (kepada mereka)."

Wahai para putri Islam,jika hari ini orangtua anda belum mampu untuk memberikan yang terbaik sebagai bekal menghadapi hidup yang penuh tantangan pada masa depan, bekalilah diri anda dengan usaha terbaik yang bisa anda lakukan. Dengan demikian, anda tidak akan menjadi orang-orang yang lemah pada masa yang akan datang, dapat memberikan yang terbaik untuk generasi yang anda lahirkan pada masa yang akan datang dan sekaligus anda dengan sendirinya telah melindungi orangtua anada dari jilatan api neraka

Read more......

Selasa, 13 November 2012

PANCARAN PEMIKIRAN IMAM SYAFII


Setiap Selesai shalat subuh Imam Syafii selalu berada dilingkungan mentoring pengajiannya, dan yang pertama-tama dihadapinya adalah para muridnya yang belajar ilmu al_quran. Setelah matahari terbit, mereka pun lalu bubar dan digantikan oleh orang yang belajar ilmu hadits. Dan bila matahari sudah tinggi, kelompok ini pun bubar, dan selanjutnya digantikan oleh kelompok yang diskusi dan pengajian. Dan setelah siang hari bubarlah kelompok ini lalu digantikan oleh kelompok lain yang belajar ilmu Bahasa, satera, puisi dan nahwu sampai sore, dan Imam Syafii sama sekali tidak beranjak dari duduknya, kecuali untuk shalat

"Sezalim-zalim orang yang menganiaya dirinya adalah orang yang mandah terhadap perlakuan orang yang tidak menghormatinya, yang mencintai orang yang tidak memberikan manfaat apapun kepada dirinya, dan mau menerima pujian dari orang yang tidak mengenalnya."

"Sombong terhadap ilmu yang dimiliki, akan membuat hati seseorang menjadi keras sekeras batu dan melahirkan kedengkian"

"Sahabat yang tidak taku hina adalah kehinaan itu sendiri."

"Janganlah anda mempersempita hak sahabat anda dengan maksud meruntuhkan harga dirinya."
Read more......

Sabtu, 12 Mei 2012

TARAWIH DUA PULUH RAKAAT: KENAPA TIDAK?


Shalat tarawih adalah ibadah shalat yang hanya dilakukan pada malam-malam bulan ramadhan. Kata tarawih adalah bentuk jamak dari kata tarwihah yang berarti duduk istirahat atau mengistirahatkan. Dari segi bahasa , shalat tarawih adalah shalat yang banyak istirahatnya. Kemudian menurut istilah agama Islam, shalat tarawih itu adalah shalat sunnah malam hari yang dilakukan khusus pada bulan Ramadhan
Pada zaman Rasulullah saw istilah sahalat tarawih tidak pernah ada. Dan rasulullah sendiri tidak pernah menyebutkan kata-kata tarawih. Istilah tarawih muncul dari penuturan Aisyah isteri Nabu Saw, yaitu : “Nabi Saw shalat malam empat rakaat, kemudian yatarawwah (istirahat), kemudian shalat lagi panjang sekali”
Hingga saat sekarang, dimasyarakat kita, ditinjau dari segi jumlah rakaat, ditemukan dua versi pelaksanaan shalat tarawih. Pertama, dua puluh rakaat, dan kedua delapan rakaat. Dan kondisi ini sering ditengah masyarakat selalu terjadi diskursus yang berkepanjangan, tentang mana yang benar diantara dua versi itu. Tidak jarang pula karena perbedaan ini menimbulkan putusnya hubungan ukhuwah. Hal ini disebabkan, bagi yang melakukan shalat tarawih dengan jumlah delapan rakaat, membid’ahkan para pengamal tarawih dua puluh rakaat, dan sebaliknya, yang melakukan tarawih dua puluh rakaat menyatakan bahwa shalat malam ramadhan delapan rakaat itu bukan shalat tarawih.
Yang lebih ironisnya lagi, dimasyarakat terjadi proses pengamalan tarawih delapan rakaat yang mereka lakukan bukan karena didasari atas kajian terhadap dalil bagi pelaksanaan ibadah tersebut. Mereka memilih melakukan tarawih delapan rakaat dan tidak mau melalkukan yang dua puluh rakaat karena hanya berdasarkan pertimbangan bahwa shalat delapan rakaat itu ringkas, praktis dan cepat rampung. Dengan kata lain mereka lakukan ibadah itu hanya berdasarkan kesenangan nafsunya saja. Padahal rasulullah telah mengingatkan : “Barangsiapa beramal tanpa didasari ilmu maka amalnya tertolak” Nauzubillah min zalik. (INSYA ALLAH BERSAMBUNG)
Read more......

Sabtu, 28 April 2012

MUKJIZAT


1. Pengertian Mukjizat
Menurut bahasa mu'jizat berarti sesuatu yang melemahkan atau mengalahkan. menurut istilah, mukjizat berarti sesuatu yang luar biasa yang terjadi pada diri Nabi atau Rasul Allah Swt dalam rangka membuktikan bahwa dirinya adalah nabi atau rasul Allah swt yang tidak dapat ditiru oleh siapapun.
Lazimnya, nabi atau rasul menampakkan mu'jizatnya hanya pada saat saat yang sangat dibutuhkan, misalnya untuk membela diri atau menjawab tantangan orang-orang kafir. Dalam al-Quran atau hadits, tidak terdapat kata-kata mu'jizat. Dalam al-Quran hanya disebutkan kata-kata ayat atau burhan, yang berarti bukti atau keterangan yang jelas.
Allah Swt berfirman "Jika Kami menghendaki niscaya Kami turunkan kepada mereka mu'jizat dari langit, yang akan membuat tengkuk mereka tunduk dengan rendah hati kepadanya"QS. As-Syu'ara /26:4.
Setiap muslim wajib mempercayai mu'jizat yang dimiliki nabi dan rasul Allah Swt. Mengingkari adanya mu'jizat para rasul hukumnya kafir. Mengingkari mu'jizat Rasul berarti mengingkari ayat-ayat al-Quran dan sekaligus mengingkari al-Quran itu sendiri.
B. Al-Quran Sebagai Mu'jizat Nabu Muhammad Saw Yang Abadi
Sebagai Rasul yang diistimewakan oleh Allah Swt, Muhammad Saw dibekali dengan brbagai macam mu'jizat. Dan mu'jizat Nabi Muhammad Saw yang terbesar dan abadi adalah al-Qur'an.
Kemu'jizatan al-Quran dapat dilihat dari berbagai aspek, diantaranya :
a. Dari segi gaya bahasa (uslub) yang begitu indah pada setiap surat dan ayat.
b. Bahasa yang unik. Meskipun al-Qura'an berbahasa Arab, namun susunannya asing berbeda dengan susunan bahasa orang Arab.
c. Dari isi kandungannya, tidak ada kontradiksi antara ayat yang satu dengan ayat yang lain.
d. Al-Quran telah membangkitkan umat, memperbaharui masyarakat dan menyusun generasi yang belum pernah tampil dalam sejarah.
e. Berbeda dengan mu'jizat nabi-nabi yang sebelumnya yang bersifat inderawi, mu'jizat al-Quran b berupa mu'jizat ruhiyah yang rasional, yang dapat dibuktikan kebenarannya sepanjang masa.
e. Berita yang berupa janji Allah yang terdapat didalam al-Quran selalu tepat dan tak pernah meleset.
Read more......

Jumat, 27 April 2012

JANGAN PERNAH BERPUTUS ASA



Oleh : Jafar


Judul : Jangan bersedih, Karena Allah selalu bersamamu


Penulis : Mahmud Al-Mishri


Penerjemah : M. Alaika Salamullah


Penerbit : Najah, Banguntapa Jogjakarta


Cetakan : Pertama (2011)


Tebal : 228 halaman



Kesedihan adalah kondisi jiwa yang dapat dipastikan pernah dirasakan oleh setiap manusia. Dan itu merupakan sesuatu yang sangat menyakitkan. oleh sebab itu manusia selalu berusaha menghilangkan perasaan sedih. berbagai macam cara yang dtempuh manusia untuk menghindari atau menghilangkan rasa sedih pada dirinya. Ada dengan berusaha mengumpulkan harta yang sebanyak-banyaknya sampai melimpah ruah. Adapula yang mendapatkan pangkat yang setinggin-tinmgginya, dan berbagai ikhtiar lainnya.


Harta dan pangkat memang dapat memberikan kebahagiaan. namun tidak selamanya bisa menghadirkan kebahagiaan bagi setiap orang. Bahkan banyak manusia yang terjerumus menjadi rakus tamak, yang akhirnya merasakan kesedihan yang mendalam baginya.


Lalu bagaimana seharusnya mendapatkan kebahagiaan yang sebenarnya? Apa yang harus dilakukan supaya amanusia itu tidak berkubang secara terus menerus dalam kondisi kesedihan


Mahmud al-Mishri dalam bukunya "Jangan bersedih, karena Allah selalu bersamamu" memberikan tawaran dan solusi untuk menghapus rasa sedih. Sungguh banyak petuah-petuah yang beliau ungkapkan, baik bersumber dari Al-Quran dan sunnah maupun ucapan daripada salafussalih. Misalnya, untuak menghindari dan melenyapkan kesedihan, harus senantiasa ridha dengan segala sesuatu yang Allah berikan, nisacaya kekayaan akan senantiasa berada didalam hati.(hal.90)


Jika membaca langsung Buku yang tidak terlalu tipis, namun tidak juga terlalu tebal ini, akan menemukan hal-hal yang dapat menambah semangat hidup dan terhindar dari rasa putus asa, sehingga menjadi layak untuk dimiliki setiap muslim, karena solusi yang ditawarkan didasari dengan al-Quran dan sunnah rasul.


Walaupun buku ini adalah edisi terjemahan (cetakan pertama:tahun 2011) dari berbahasa Arab, namun dalam katalognya tidak disebutkan judul asli (dalam bahasa Arab).


Akhir kata, kesan terakhir adalah bahwa buku ini benar-benar dapat membangkitkan semangat jiwa dan menjadi pengingat kelalaian hati
Read more......

Rabu, 25 April 2012

Pendidikan Agama bagi Anak

Allah berfirman didalam QS. Adz Zariyat : (56):
"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka menyembah kepadaKu"
Pendidikan agama adalah pendidikan yang menginternalisasikan sifat-sifat yang positif, seperti taqwa, kebersihan jiwa, kesucian hati nurani. Sifat-sifat inilah yang kelak akan membentegi anak manusia itu dari kejahatan dan kesesatan.
Anak dilahirkan dalam keadaan fitrah.
Pendidikan agama haruslah ditanamkan sejak anak masih kecil, bahkan sejak sang ibu hamil. Karena pada saat-saat inilah kesan pendidikan itu dapat diserap oleh anak dengan baik.
Read more......